Intisari Tauhid [185]
PERINGATAN BILA MEREMEHKAN SUMPAH DAN PERSAKSIAN
Juga di dalam (Ash-Shahîh) dari Ibnu Mas’ûd radhiyallâhu ‘anhu, (beliau
berkata) bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ
يَمِينَهُ، وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ
“Sebaik-baik manusia adalah
(mereka yang hidup pada) masaku, kemudian generasi berikutnya, lalu
generasi berikutnya lagi. Selanjutnya, akan datang kaum yang
kesaksiannya mendahului sumpah salah seorang di antara mereka, sedang
sumpahnya mendahului kesaksiannya.”
Ibrahim berkata, “Dahulu,
mereka (para orang tua) biasa memukuli kami karena kesaksian dan sumpah
(yang kami berikan) ketika kami masih kecil.”
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa yang paling baik
dari umat ini adalah tiga generasi pertama. Kemudian datang sesudah
mereka orang-orang yang menggampangkan perkara sumpah dan persaksian,
karena lemahnya keimanan mereka. Sehingga menjadi remeh bagi mereka
untuk membawa dan menyampaikan perkara sumpah dan persaksian, karena
sedikitnya rasa takut mereka kepada Allah dan tidak adanya keperdulian
mereka terhadap perkara tersebut.
Ibrahim An-Nakha’iy mengabarkan
tentang para tabi’in, bahwa mereka mentalqin anak-anak kecil di kalangan
mereka untuk mengagungkan (menganggap besar) masalah persaksian dan
perjanjian, supaya mereka tumbuh dalam keadaan seperti itu dan tidak
meremehkan perkara sumpah dan persaksian.
Dalam hadits ini terdapat peringatan dari meremehkan perkara sumpah dan persaksian.
Faedah Hadits
1. Bahwa generasi-generasi yang utama adalah tiga, dan mereka adalah yang terbaik pada umat ini.
2. Tercelanya sikap gegabah dalam sumpah dan persaksian.
3. Adanya salah satu tanda kenabian beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam, bahwa didapatkan apa yang telah beliau kabarkan.
4. Perhatian salaf dalam mendidik anak-anak kecil dan mengajarkan adab kepada mereka.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Ust. Dzuqarnain M. Sunusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar