Jangan Silau dengan Kebaikan Orang Kafir:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pertama: Aqidah Islam yang benar, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
mengajarkan kita untuk membenci musuh-musuh Allah ta’ala, bukannya
memberikan penghormatan dan penghargaan kepada mereka.
Karena
keimanan kepada kalimat tauhid "laa ilaaha illallah", yaitu meyakini
bahwa Allah ta’ala adalah satu-satunya yang pantas disembah, dan semua
yang disembah selain-Nya adalah salah, menuntut setiap muslim untuk
memusuhi musuh-musuh Allah (yaitu orang-orang yang kafir kepada-Nya) dan
mencintai wali-wali-Nya (yaitu orang-orang yang beriman kepada-Nya).
Allah ta’ala menegaskan,
لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ
مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ
أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Engkau tidak
akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir;
berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya,
meskipun musuh Allah tersebut adalah bapak-bapak mereka, anak-anak
mereka, saudara-saudara mereka dan karib kerabat mereka.” [Al-Mujadalah:
22]
Juga firman Allah jalla wa ’ala,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا
لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ
وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu PERMUSUHAN dan KEBENCIAN buat selama-lamanya sampai kamu beriman
kepada Allah yang satu saja.” [Al-Mumtahanah: 4]
Juga firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ
وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم
مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai orang-orang yang kamu
cintai; sebahagian mereka (orang-orang kafir) hanya pantas menjadi
orang-orang yang dicintai bagi sebahagian yang lain (orang-orang kafir
pula). Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka sebagai orang-orang
yang dicintai, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
lalim.” [Al-Maidah: 51]
Kedua: Aqidah Islam yang benar, Aqidah
As-Salafus Shalih, Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengajarkan kepada kita agar
jangan silau dan tertipu dengan "kebaikan" orang-orang kafir, sebab
seluruh amalan mereka tertolak, tidak diterima oleh Allah tabaraka wa
ta’ala. Hal itu disebabkan karena mereka telah melakukan dosa yang
paling besar, yaitu menyekutukan Allah subhanahu wa ta'ala dan kafir
kepada-Nya.
Allah ta’ala berfirman,
وَمَا مَنَعَهُمْ أَن تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلاَّ أَنَّهُمْ كَفَرُواْ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka
harta-harta sedekah mereka (oleh Allah ta’ala) melainkan karena mereka
kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.” [At-Taubah: 54]
Juga firman-Nya,
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُورًا
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka (orang-orang kafir) kerjakan,
lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”
[Al-Furqon: 23]
Juga firman-Nya,
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” [Al-An’am: 88]
Juga firman-Nya,
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
“Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu.” [Az-Zumar: 65]
Ketiga: Aqidah Islam yang benar, Aqidah Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam dan para sahabat beliau, mengajarkan kepada kita bahwa
orang-orang Yahudi dan Nasrani adalah musuh yang akan terus berusaha
menyesatkan kita.
Allah ta’ala berfirman,
وَلَنْ تَرْضَى
عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ
إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ
بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ
وَلَا نَصِير
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu.” [Al-Baqoroh: 120]
Juga firman-Nya,
وَلاَ
يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ
اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ
كَافِرٌ فَأُوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
وَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Mereka
tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) memurtadkan
kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan
di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.” [Al-Baqoroh: 217]
Keempat: Aqidah Islam yang benar,
yang diyakini seluruh ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, termasuk Abu
Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad bahwa seluruh orang-orang kafir adalah
penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya. Allah ta’ala telah
menghinakan mereka di dunia dan akhirat, bagaimana bisa seorang muslim
memberikan penghormatan dan penghargaan kepada mereka...?!
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي
نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani)
dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka jahannam, mereka kekal di
dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq.” [Al-Bayyinah: 6]
Juga firman-Nya,
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami!? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).”
[Al-Furqon: 44]
Juga firman-Nya,
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang
yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” [Al-Maidah: 72]
Kelima: Aqidah Islam yang benar, Aqidah yang berlandaskan Al-Qur'an,
As-Sunnah dan Ijma' Ulama, mengajarkan kepada kaum muslimin bahwa para
pendeta dan tokoh-tokoh agama Yahudi dan Nasrani adalah penipu umat,
pemakan harta manusia dengan cara yang batil dan pemalsu kitab suci
untuk meraup keuntungan duniawi dan menyesatkan manusia, maka janganlah
tertipu dengan "kebaikan-kebaikan" mereka...!
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الأَحْبَارِ
وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ
وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ
“Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
Pendeta-pendeta Kristen benar-benar memakan harta manusia dengan cara
yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.”
[At-Taubah: 34]
Juga firman-Nya,
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ
يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِندِ
اللَّهِ لِيَشْتَرُواْ بِهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا
كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُونَ
“Maka
kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan
tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan
maksud) untuk memperoleh keuntungan (duniawi) yang sedikit dengan
perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa
yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi
mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” [Al-Baqorah: 79]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar